Friday, August 7, 2015

baiknya ke orang lain, ke temen sendiri boro boro.

pagi ini, seperti biasa saya mengawali hari dengan scrolling-scrolling akun instagram beauty bloggers/ beauty enthusiasts/ makeup artists dengan penuh semangat. tidak jarang, satu dua komentar saya sampaikan terkait produk yang mereka gunakan atau sekadar pujian manis akan hasil karya mereka yang memang luar biasa. secara tidak sadar, kalimat yang saya gunakan juga sangat manis. entah itu karena saya menulis di ruang publik, entah memang karena saya suka menulis hal yang manis-manis (oh tentu tidak, saya kadang judes di sosial media).

komentar-komentar yang saya tulis bernada lembut dan menyenangkan hati si pembaca, seperti:
"hai darling, you look gorgoeus"
atau
"OMG, you're so fabulous!"
atau saat ingin menanyakan sesuatu:
"hai babe, ini pake lipstik apa yaa? warnanya cantik banget, cocok di bibir kamu.. (insert emoji love di sini secara brutal)"
and so on, and so on.

mungkin, bentuk penyampaian seperti di atas memang karena they really deserve it. kebanyakan memang sudah pada level profesional sehingga kalo bibirnya cuma dikasih saospun masih kelihatan super menakjubkan. and as a normal human (who love to live socially), we love to compliment each other. gak cuma makeup, segala sesuatu yang mereka pake biasanya gampang banget mancing buat bilang:
"ihhh lucu banget (insert nama barang)-nyaaaaa! beli di mana?", dan seterusnya, dan seterusnya.

tapi entah kenapa, bentuk pujian akan dirasa lebih gampang dikeluarkan pada orang-orang yang tidak begitu dekat dengan kita atau bahkan yang tidak mengenal kita. menjaga perasaan. oke, itu perlu. menjaga hubungan baik dengan idola. oke, itu juga perlu. sampai kemudian kita lupa, orang-orang terdekat menjadi sangat jarang menerima ucapan-ucapan baik dan menyenangkan hati seperti yang kita lakukan kepada orang-orang yang bahkan tidak peduli dengan keberadaan kita (kenal elo juga nggak).

emang sih, katanya kalo udah deket banget biasanya yang keluar adalah kata-kata agak kasar (tapi jokes semata), tapi kayaknya ini lebih cocok buat para lelaki. iya kan, mereka jarang dan justru aneh kalo saling puji. sedangkan wanita katanya kalo memuji itu gak bener-bener tulus, cuma sekedar basa basi busuk biar ada bahan obrolan. tapi nggak lho, gak semuanya kayak gitu.

saya termasuk orang yang gampang banget notice kalo ada yang berbeda/ baru pada diri teman saya. misalnya, ada yang pake baju baru, atau sepatu baru, atau warna lipstik baru, bla bla bla, pasti refleks bilang "ih baru yaaa, kok lucu sih?". kemudian biasanya dilanjutkan dengan obrolan tentang harga barang tersebut, terus lokasi pembelian, terus first impression si pemilik, terus banding-bandingin dengan produk serupa, dan masih banyak hal lainnya karena wanita emang suka berbicara. menyenangkan, bukan?

duh, makin ke sini, tulisannya makin gak berlaku buat saya kayaknya.

jadi gini, ada beberapa orang yang sikapnya berbeda, bahkan cenderung lebih baik dan santun kepada orang-orang yang tidak dikenal dekat. saya gampang banget ngerasa orang yang kayak gini. ada juga yang emang "lenjeh", baiknya cuma ke lawan jenis, tapi ke sesama jenis mah boro boro. tutur kata, intonasi, dan intensitas mengobrol yang tidak sama, secara gak sadar bikin kecewa, lho. lalu kemudian bikin bingung "kita sebenernya temenan deket gak sih?". udahlah ngomong jarang, sekali ngomong seperlunya, muka masem tiap ketemu, tapi kalo ketemu orang langsung berubah, bikin sedih gak sih temen kayak gini? bukan temen aja, sodara juga kadang begitu. saya sih gampang berprasangka dan memutuskan untuk menjaga jarak, mungkin emang orangnya sudah tidak merasa butuh dan senang berteman dengan saya. tahu dirilah, gak selamanya keberadaan kita bikin nyaman.

makanya, untuk tetap menjaga hubungan baik memang perlu komunikasi yang baik, kecuali kamu emang gak mau punya hubungan baik lagi. betapa sayang, jauh jauh ngebaikin orang yang belom tentu mau nolong kamu di saat susah, terus mengabaikan orang deket yang gak perlu diragukan lagi ketulusannya. betapa gampangnya kamu ngasih senyum ke orang-orang yang gak dikenal, ngasih sapa ke teman-teman yang cuma dikenal wajahnya, tapi ke temen sendiri kayak gak ngerasa perlu kayak gitu. iya sih, temen baik emang gak bakal pergi. tapi gak salah loh ngasih sedikit compliment, saling dukung, dan memuji hal hal kecil. aneh emang buat hubungan pertemanan yang dari dulu gak biasa saling complimenting each other, but trust me, sometimes it works to make relationship last longer.

my word is, jangan suka kebalik dalam memperlakukan orang, you dont know how hurt it could be knowing that we're less-appreciated by our close ones.

dan untuk teman-teman baik saya, I thank God for your presence.

2 comments:

  1. Hihi. Betul. Kalau pun memuji kepada laki-laki lain, kami biasanya melakukan itu dengan gaya sambil lewat.

    Terima kasih atas tulisan yang mengingatkan untuk lebih banyak memuji kepada orang-orang terdekat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, senangnya dikomentari oleh Ivan Lanin. terima kasih! :)

      Delete