Yeay, akhirnya nemu aplikasi yang bisa bikin rajin ngeblog. Hehehe. Baru tau ada aplikasi ginian setelah baru aja berhasrat untuk menulis lagi. Ya, twitter gak cukup dan terlalu publik, path gak cocok buat curhat panjang lebar, status bbm apalagi, dan, emm, facebook? Mmmkay, apa itu facebook? -___-
Saya sebenernya sedang digalaukan oleh fenomena lamaran dan menikah yang sedang marak di lingkungan pertemanan saya. Pada akhirnya, saya menyadari bahwa diumur-umur inilah, kami, yang rata-rata berusia 23-25 tahun, sampai pada umur yang wajar menurut orang-orang di Indonesia untuk segera meninggalkan status lajang. Lalu, apakah saya tidk setuju dan merasa terganggu? Tentu saja tidak. Saya justru agak risih dengan status single saya saat ini. Risih mendengar orang-orang bertanya hal tersebut (tidak perlu saya tulis, kan?), menyinggung entah menyindir dengan gurauan "eh katanya kesini mau nganter undangan yaa?", dan bla bla bla. Okay, saya merasa agak sedikit ketinggalan dibandingkan teman teman saya. Grrr, dua puluh tiga tahun. Masih wajar bukannya dengan status sekarang? Lingkungan seakan-akan menghakimi saya. Ah.
Saya bukannya tidak mau menikah. Dulu, saat masih SMA, target umur menikah saya ya 23 tahun. Sekarang. Lima bulan menuju. Saya cuma belum dipertemukan dengan jodoh saya. Jadi, tolong bersabarlah duhai orang-orang yang mengenal saya. Saya jadi turut panik ketika kalian bertanya-tanya terus menerus, seolah-olah saya yang tidak mau segera menikah. Saya terus terang ingin sekali segera menikah. Jujur, dari dalam hati saya, setahun belakangan saya selalu terbayang-bayang dengan keinginan menikah muda. Tapi, Tuhan belum mengijinkan hal itu terjadi. Belum, kata Tuhan. Kamu perbaiki diri dulu biar mendapatkan jodoh yang baik pula.. Iya, saya sedang berusaha.
Saya percaya, Tuhan amat baik luar biasa. Saya diberi kesempatan untuk mempercantik hati, jiwa, dan fisik saya terlebih dahulu agar jodoh saya nantinya adalah orang baik-baik pula. Kalau saya memaksa Tuhan untuk memberikan jodoh secara tergesa-gesa, mungkin jodoh saya bukanlah orang baik seperti yang saya dambakan. Saya sabar, Tuhan. Rencana-Mu sungguh indah dan saya rela menunggu hal ajaib itu terjadi..
Jika kalian masih ingin bertanya, kapan saya akan menikah? Saya akan menjawab: Di waktu yang tepat menurut Allah.. amin. :')
Dari kawanmu yang punya cita-cita sama untuk menikah muda,
ReplyDeleteAs you know, barangkali antara kita berdua segalanya hampir sama, kecuali satu: aku bersiap-siap dengan learning by doing karena sudah punya lelaki pilihan (yang selalu kuberdoa kepada Tuhan, semoga dia pun merasa demikian kepadaku). Lalu? Ya belum tentu posisiku yang demikian membuatku lebih superior.
Pada akhirnya, Tuhan akan mengabulkan doa ketika kita memang udah siap menerimanya. Belum tentu orang yang sudah berpasangan lama pasti serba lebih siap daripada kamu.
Etjie. Semangat mbakyuuu..
ReplyDeleteEtjie. Semangat mbakyuuu..
ReplyDeleteehaloooo... akhirnya update juga yin... *ngaca*
ReplyDeleteKalo menurutku itu fenomena quarter-life-crisis. Wajar di usia2 kita. But, somehow i blame to society yang kadang terlalu lebay ngeblow up-nya. Social pressure itu gak enak banget ya. hahahaa...
-rizki wulandari-